KAMU TIDAK PUNYA UANG - AKU JUGA - ANAK PANTAI MISKIN - SURFING REPUBLIC -->

KAMU TIDAK PUNYA UANG - AKU JUGA - ANAK PANTAI MISKIN

OH MY GOSH, I DON’T HAVE MONEY Aku terlalu jujur mengatakan ini???  Halaman ini sudah ditulis sejak tahun 2015,,, loh. tapi baru SEM...

OH MY GOSH, I DON’T HAVE MONEY


Aku terlalu jujur mengatakan ini??? 

Halaman ini sudah ditulis sejak tahun 2015,,, loh. tapi baru SEMPAT UPDATE

Bukan ini yang ini ingin kau sampaikan, tapi memang kadang kadang dompetku kosong sama sekali (miskin sekali awak ini lai :( ). 

Apakah itu sebuah derita? 

Kadang itu sebuah derita, aku sudah mengalaminya beberapa kali, dompet itu benar-benar kosong. 

Aku tersesat di suatu daerah dan aku tidak punya duit, sebenarnya itu adalah sebuah derita yang paling besar, kamu tidak bisa mengandalkan belas kasihan orang lain, tentu saja kamu tidak bisa dan haram untuk melakukan itu. 




Itu sama saja dengan menyerah, harus ada yang kamu perbuat, jadi intinya ini bukan tentang cerita promo sebuah kota dan tempat wisata. 



 


Jangan harap kamu akan menemukan petunjuk where to sleep”, “where to eat”, “restaurant around you”. 

Bahkan untuk mengunjungi daerah tersebut kamu tidak bisa kamu hanya mengandalkan kehidupan liar dan keahlianmu.

Bukan cara “gw” bercerita tentang glamournya hidup dan kerlap-kelip lampu kota, kamu akan datang pada dunia nyata yang sesungguhnya di mana kamu ada di sebuah daerah yang menuntutmu untuk tetap hidup pada kondisi yang sangat sulit. 

Karena ini bukan cerita petualangan anak raja yang dikelilingi oleh para pengawal, maka sang kuli dengan harus banyak belajar tentang kenyataan yang sesungguhnya. 

Sebenarnya sangat mudah untuk mengatasi hal tersebut, jika kamu mengantisipasi keadaan itu dari beberapa hari sebelum hari naas itu terjadi. 

Maksudku ketika duitmu belum benar benar habis, kamu harus tahu dengan siapa kamu menghabiskan duitmu. 

Aku sudah merasakan pengalaman lucu itu, di beberapa daerah pedalaman dan area wisata.

Ketika aku masih nekad untuk melakukan jalan-jalan bersama Faruq (dulu dia sadar, sekarang udah gila dan bekerja pada perusahaan orang gila juga, good morning bro! I can see clearly now the rain is gone). Seorang rekan juga. 

Kita tersesat di tengah laut utara Madura selama 10 hari dan hidup bersama keluarga nelayan, siang mencari ikan dan malam bercerita dan memandang laut. 

Kamu mungkin bertanya apakah itu membosankan, tentu saja tidak, aku hanya menjalaninya 10 hari, seandainya 10 tahun maka itu membosankan. 

Selalu ada pelajaran dari setiap pengalaman itu, di situ aku bertemu seorang pembunuh bayaran yang aktif sampe sekarang, aku juga bertemu dengan bajak laut. 

Jangan tanya aku lebih jauh, karena aku sudah melupakan jalan, muka dan nama orang itu. 

FYI, Dia adalah salah seorang penyelamatku di track panjang waktu aku jalan kaki. 

Aku juga membuat minyak goreng dari kelapa kelapa murni dan mengaduknya untuk dijual oleh keluarga sederhana yang menolongku tersebut, kamu akan tahu ternyata sangat susah untuk menjadikan minyak kelapa jadi bahan bening yang biasa kita konsumsi untuk masak itu. 

Aku rela malakukan itu, karena itu harga ramah tamah. 

Aku tidak perlu khawatir pada kalian para kaum backpacker, aku juga sudah sering berpengalaman tidur di stasiun dan mandi di terminal jadi, backpacker itu seorang yang kuat. 

Apalagi seorang Nona backpacker, I’m totally in love with them.



Kembali ke Urusan Uang


Kembali pada pokok permasalahan tentang tidak punya duit, dan ini ternyata bukan deritaku saja di dunia, ada banyak orang menderita dengan keluhan yang sama. 

Penyakit endemic yang lebih berbahaya dari virus ebola, mungkin.

Karena ngga punya duit sama dengan terkena virus menular itu sendiri sebelum dia benar-benar tertular, hehehehe. 

Bahkan di daerah wisata sekalipun kita kita kadang kehabisan duit, selain mencari kerja dan bergabung dengan oragnisasi volunteer gratis untuk tinggal, untuk kita yang memang kurang punya keahlian. 

Sebenarnya, jika kamu masih di Indonesia banyak yang bisa kamu lakukan dan membuat waktu yang luang menjadi duit, misalkan menjadi instruktur olahraga surfing dll.

Dulu aku sering jual beli selancar, dan keliling antar toko selancar sepanjang poppies 1 dan 2, aku kenal semua wajah mereka. 

Tak perlu malu bung, kita santai saja dan jalani hidup.

Nah pada posisi ini seharus kita lebih menyadari potensi yang sebenarnya ada pada diri kita bukan???? 

Iya memang aku menyadari kasur di rumah lebih empuk ketimbang kasur-kasur yang aku coba di tempat lain. 

Tapi semua kenyamanan itu adalah candu yang membuat kita semakin lembut terhadap kenyataan, padahal kenyataannya dunia nyata tidak pernah komproni dengan keadaan kita semenderita apapun dirimu. 

Kamu bukanlah orang satu-satunya yang paling menderita di dunia. 

Uang bukanlah fokus utama.

Kamu hanya perlu belajar banyak dan bertemu dengan banyak orang untuk mengetahui seberapa tangguh dirimu dan fokus seberapa sopan dirimu, aku bertanya pada diriku.

“Apakah si kuli (aku) sopan”? aku bertanya pada diriku. 

“Oh tidaaaak dia ngga ada sopan-sopannya sama sekali, bahkan dia adalah orang paling kurang ajar yang aku temui tapi tetap mengaku sopan” jawabku diriku tegas.

“apakah si kuli orang yang low profile”? aku bertanya lagi. 

Maka dengan tangkas diriku menjawab “dia bahkan orang tersombong yang pernah aku temui seumur hidup-ku, berkali-kali aku menegur dia dari dalam dan pelan-pelan namun tetap saja dia sombong, tapi sialnya si kuli ngga merasa kalo dirinya sedang sombong, ingin aku menjitak jidatnya”. 

Tiba-tiba secara reflek tanganku bergerak dan menjitak jidatku. 

Aku tidak sedang mengalami penyakit kelainan pikiran seperti di film si Brad Pitt. Kadang baik kadang liar.

Nah akhirnya aku berpendapat “kenapa aku harus menjadi orang lain”? ya aku tidak perlu menjadi orang lain sepintar apapun dia, aku tidak perlu menjadi orang lain se-kaya apapun dia. 

Aku hanya perlu merubah sikapku, watakku, dan cara hidupku menjadi lebih baik. 

Semua orang mulai menyayangkan apa yang terjadi pada hidupmu .

Ingat, ketika kamu tidak berjalan beriringan dengan mereka? 

Apakah kamu harus takut? 

Aku yang sedang duduk di depan rumah menjawab dengan tenang, AKU KETAKUTAN! 

Aku juga lebih takut ketika aku tidak bisa menjalankan hidup dengan caraku dan kegemaranku. 

Maka aku memutuskan untuk lebih takut pada kenyataan jika aku harus tidak mengejar cita, ketimbang harus takut tidak ditemani orang-orang dekat. 

Tentu semua akan mengalami pasang surut kehidupan, apakah menjadi kuli adalah pilihan hidupku? 

Tentu saja tidak! 

Tapi aku tidak takut untuk mencoba menjalani, ternyata itu pengalaman yang menyenangkan dan aku bisa menjadi pribadi yang lebih menghargai orang lain.

Kekagumanku pada orang-orang yang tetap bekerja dan tetap pada pendiriannya adalah hal sangat berharga, karena secara pribadi aku bukan orang yang tangguh dan pekerja keras seperti mereka. 

Atau siapapun dengan pekerjaan apapun jika mengerjakan suatu pekerjaan dengan gigih dan penuh dedikasi aku mengagumi mereka.


Kesimpulan


Tidak punya uang saat ini memang masalah besar, tapi kita tidak tahu arti dari uang, dan memaknai uang adalah masalah yang lebih besar. 

Uang adalah bentuk nyata dari pikiran kita, jadi yang jadi masalah sebenarnya apa yang ada dalam pikiran kita.

Cobalah memaknai, uang sesuai dengan jaman, janganlah terpaku pada angka, aku juga tidak punya angka-angka yang besar. tapi inilah kenyataanku. 

Memulai memahami hidup yang lebih unik.
Dari pojok rumah
aku melihat antenna miring
sedang diperbaiki oleh seorang ibu
 Pasti anaknya durhaka itu
 dan anaknya kebetulan aku L L


mommy I love you
Facebook
Blogger

Partners

First impressions matter. We know what do we need to be succesful and we are working on it. interested to be in our team

  • Passionate to Surf
  • Away from home feel at home
  • Let go and take off the wave
  • Surf trip around Indonesia