Surfing itu juga membuat cinta lingkungan
Aku cinta Laut
Makin sedih akhir-akhir ini di seluruh Indonesia terjadi banyak bencana alam yang kejadian sangat mendadak, sebenarnya kalo kita berpikir mundur lebih ke belakang beberapa bulan terakhir banyak kejadian ini berhubungan dengan masa yang telah lewat.Bukan ini yang aku maksud untuk menulis ini, tapi ini hanya ingin membahas tentang cara hidup masyarakat Indonesia yang semakin hari semakin tidak teratur, terutama dalam menjaga kebersihan.
Mulai dari kejadian banjir, banjir bandang dan sampah yang tak terbendung di tempat wisata.
Sebagian orang mengeluhkan kejadian ini mengapa sampah ini begitu banyak, ini bisa jadi penyakit di Indonesia, mungkin memang masyarakat yang kurang sadar dalam memelihara lingkungan, orang yang lebih mengerti pendidikanpun melakukan hal yang sama seolah olah dia tidak mengerti kalo buang sampah adalah pengaruh buruk bagi kehidupan.
Anak surfer yang berdomisili di sekitar Bali pun mengeluhkan kejadian yang akhir akhir ini makin memperihatinkan, memang sampah itu terjadi tahunan setiap musim hujan sampah dari sisi timur Bali akan datang ke sisi pantai yang ramai di kunjungi seperti pantai Kuta, Canggu, Balangan dll.
Kasus kali ini ngga jauh berbeda dengan tahun lalu ketika sampah kiriman datang jenis sampah yang sama seolah olah ngga pernah habis.
Boleh saja gubernur membuat petisi dengan ribuan tanda tangan itu tidak akan berpengaruh selama manusia ini menganggap laut sebagai tempat membuang sampah, LAUT BUKAN TEMPAT SAMPAH.
Pada saat itu aku duduk di barisan kursi tengah penumpang sedang di sebelahku ada seorang penumpang yang membeli mie yang instan dalam kemasan praktis, setelah kira kira satu jam dalam perjalanan kita sudah lupa dengan cerita mie yang telah dimakan.
Aku memutuskan untuk turun terakhir karena aku telah terbiasa dengan suasana laut, maka ku putuskan untuk memandang laut lebih lama sebelum menmpuh perjalan 4 jam menuju Denpasar, ketika penumpang hampir sepi, para abk kapal datang datang membawa alat bersih-bersih dan mulai menyapu sampah yang berserakan, tapi alangkah terkejutnya ketika kulihat sampah yang tadi dibersihkan dilemparkan ke laut dan tidak di tempat semestinya.
Yang membuat aku semakin sedih adalah pelakunya seorang yang notabene berpendidikan dan telah mengambil sertifikat navigasi tingkat lanjutan, mereka bukan pelaut yang menggunakan perahu motor dan tidak memegang lisensi dalam navigasi, tentu saja abk yang melakukan ini mempunyai sertifikat STCW, buku pelaut, mungkin juga mempunyai ijazah nautika tingkat dasar.
Satu pesanku untukmu saudaraku
Anak surfer yang berdomisili di sekitar Bali pun mengeluhkan kejadian yang akhir akhir ini makin memperihatinkan, memang sampah itu terjadi tahunan setiap musim hujan sampah dari sisi timur Bali akan datang ke sisi pantai yang ramai di kunjungi seperti pantai Kuta, Canggu, Balangan dll.
Kasus kali ini ngga jauh berbeda dengan tahun lalu ketika sampah kiriman datang jenis sampah yang sama seolah olah ngga pernah habis.
Boleh saja gubernur membuat petisi dengan ribuan tanda tangan itu tidak akan berpengaruh selama manusia ini menganggap laut sebagai tempat membuang sampah, LAUT BUKAN TEMPAT SAMPAH.
KISAHKU DI PENYEBERANGAN BANYUWANGI
Pernah satu kisah menarik dari ferry yang biasa membawa penumpang dari Ketapang Banyuwangi-Gili manuk Bali, memang menjual makanan di dalam kapal adalah legal.Pada saat itu aku duduk di barisan kursi tengah penumpang sedang di sebelahku ada seorang penumpang yang membeli mie yang instan dalam kemasan praktis, setelah kira kira satu jam dalam perjalanan kita sudah lupa dengan cerita mie yang telah dimakan.
Aku memutuskan untuk turun terakhir karena aku telah terbiasa dengan suasana laut, maka ku putuskan untuk memandang laut lebih lama sebelum menmpuh perjalan 4 jam menuju Denpasar, ketika penumpang hampir sepi, para abk kapal datang datang membawa alat bersih-bersih dan mulai menyapu sampah yang berserakan, tapi alangkah terkejutnya ketika kulihat sampah yang tadi dibersihkan dilemparkan ke laut dan tidak di tempat semestinya.
Yang membuat aku semakin sedih adalah pelakunya seorang yang notabene berpendidikan dan telah mengambil sertifikat navigasi tingkat lanjutan, mereka bukan pelaut yang menggunakan perahu motor dan tidak memegang lisensi dalam navigasi, tentu saja abk yang melakukan ini mempunyai sertifikat STCW, buku pelaut, mungkin juga mempunyai ijazah nautika tingkat dasar.
Satu pesanku untukmu saudaraku
"DUMPING INTO THE OCEAN IS ILLEGAL! YOU MIGHT END UP IN JAIL"
Ini adalah komentar mereka tentang sampah yang beredar di Indonesia
"Love the idea and have signed the petition but the underlying problem is the education of the Indonesian people. The Indonesian people have not been educated on the importance of recycling and putting their rubbish in the waste and continue to litter their beautiful country. Until this stops sadly the rubbish will continue to contaminate country we all love so much" komentar orang bule ketika Gubernur Bali mengadakan petisi anti sampah.
Berbeda cerita tentang para peselancar yang berada di sekita pantai, mereka adalah pahlawan untuk hal ini, mereka yang merawat pantai dan menjaga kebersihan pantai.
Setiap hari sebelum mereka memulai aktivitas mereka selalu menyempatkan diri untuk bersih bersih dan menyapu area pantai sekitar mereka bekerja, tentu saja ini adalah contoh terpuji dari kaum papa yang selama ini dianggap sebagai orang yang malas,dan hanya menikmati hidup, dan itu pandangan umum yang salah.
Berbeda cerita tentang para peselancar yang berada di sekita pantai, mereka adalah pahlawan untuk hal ini, mereka yang merawat pantai dan menjaga kebersihan pantai.
Setiap hari sebelum mereka memulai aktivitas mereka selalu menyempatkan diri untuk bersih bersih dan menyapu area pantai sekitar mereka bekerja, tentu saja ini adalah contoh terpuji dari kaum papa yang selama ini dianggap sebagai orang yang malas,dan hanya menikmati hidup, dan itu pandangan umum yang salah.
Semoga dengan kejadian dan banyak sampah yang masih ada di laut membuat kita semakin sadar akan penting menjaga lautan dan menjaga ekosistem lautan.
Kita tidak ingin melihat anak cucu kita hanya menikmati pantai dari cerita.
Semoga contoh menjaga pantai di Kuta jadi panutan bagi orang yang datang ke pantai, dan tidak sembarangan meninggalkan sampah setelah menikmati pantai.
Kita tidak ingin melihat anak cucu kita hanya menikmati pantai dari cerita.
Semoga contoh menjaga pantai di Kuta jadi panutan bagi orang yang datang ke pantai, dan tidak sembarangan meninggalkan sampah setelah menikmati pantai.
"DUMPING INTO THE OCEAN IS ILLEGAL! YOU MIGHT END UP IN JAIL"